7 Tips Atasi Anak yang Susah Dilarang

Jumat, 13 Januari 2017 | 16:51 WIB Penulis : Erni Wulandari


Memasuki usia dua tahun, anak perlahan-lahan sedang mengalami transisi dari bayi ke usia balita. Keterampilan berbicara dan memahami bahasa verbalnya semakin meningkat seiring dengan rasa ingin tahunya yang menggebu-gebu. Ia kerap kali bertanya “Kenapa?” atau malah langsung membantah dengan mengatakan “tidak”. Sampai-sampai ada istilah ‘terrible two’ untuk mendeskripsikan bagaimana sulitnya mencapai deal dengan si kecil.

Nah, ketika anak susah dilarang, apa yang harus dilakukan? Ini dia :

1. Cari alternatif lain selain kata ‘tidak’ dan jangan’. Daripada Bunda melarangnya dengan berkata, “jangan manjat!”, lebih baik katakan “Hati-hati, nanti kamu jatuh”, kemudian awasi dan bimbing ia memanjat.

2. Jadilah role model. Ketika Bunda membuat peraturan di rumah, Bunda pun harus ikut menerapkan pada diri sendiri dengan konsisten untuk menyontohkannya pada anak. Saat waktunya tidak boleh menonton TV, maka Anda pun tidak menonton TV.

3. Sesekali melarang, sesekali bernegosiasi. Alih-alih melarangnya, coba bernegosiasi dengannya. Misalnya, jika anak hobi makan coklat atau permen dan Bunda ingin melarangnya, tentu sulit. Cobalah bernegosiasi dengan menawarkan coklat atau permen di jam-jam tertentu saja atau sebagai reward.   

4. Fokus pada perilakunya yang benar dan beri ia penghargaan. Hindari membanding-bandingkan dengan anak lain. Jika mau membandingkan, bandingkan dengan dirinya sendiri, misalnya “Kemarin, Bunda senang sekali, adik mau mendengarkan. Mengapa hari ini kamu tidak mendengarkan Bunda?”

5. Hindari memberikan sogokan agar anak berubah pikiran dan mau menuruti Bunda. Menyogok mungkin cara efektif untuk membuat anak patuh tetapi malah membentuk kebiasaan kalau dia baru akan menuruti Bunda setelah diberi iming-iming.

6. Kalau ia mengamuk karena dilarang. Begitu ia menangis, lebih baik Bunda tidak memarahinya. Biarkan sejenak ia menangis, setelah itu dekati dan peluk begitu tangisannya mereda. Saat itu, Bunda bisa mengajaknya berbicara baik-baik.

7. Ajak ia membuat aturan di rumah yang akan diterapkan bersama. Buat karton dan tulis sejumlah aturan-aturan itu. Jika ia bisa menjalani aturan itu dengan baik, tempelkan cap atau stiker. Setiap satu minggu atau satu bulan sekali, berikan reward.

 


Sumber : Ayahbunda


Artikel Lainnya

Siapapun pasti suka melihat bayi gemuk dengan pipi gembil, tangan dan paha seperti roti sobek, dan perut buncit. Gemuk memang jadi salah satu acuan orang untuk menilai lucu tidaknya bayi. Semakin g...

Sebenarnya si Bayi sedang menahan napasnya dan ini sangat berbahaya lho, Ma! Siapa yang tidak merasa takut ketika mengetahui bayinya tidak bersuara selama beberapa detik ketika ia menangis. Panik, ...

Bagi ibu yang memiliki aktivitas padat, menyimpan stok ASI perah adalah salah satu cara untuk memberikan ASI eksklusif pada si kecil. Namun, menyimpan ASI perah tentu tidak bisa se...

Saling menghargai sejatinya tak mengenal batasan apapun, seperti antara orang tua dengan anak.  Acapkali menghargai harus dilakukan pada orang yang lebih tua, padahal siapapun berhak untuk dih...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................