Selamat, kini buah hati Anda telah lahir. Rasa bahagia memenuhi hati Anda kala menggendong si Kecil untuk pertama kalinya. Namun, lho kok, mengapa kulit bayi baru lahir tidak tampak hal...
Selasa, 03 Maret 2020 | 17:16 WIB Penulis :
Mengawali tahun 2020, dunia dikejutkan dengan ditemukannya penyakit baru yang berasal dari Wuhan, China, dan mulai menyebar ke negara sekitar. Penyebaran virus corona berkembang pesat dan membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau negara-negara Asia, termasuk Indonesia, untuk harus selalu waspada.
Penyakit ini disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang disebut virus 2019-nCoV. Menurut data terakhir yang diperoleh WHO, penyakit ini telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa, sedangkan puluhan lain yang terinfeksi masih dalam pengawasan dan perawatan intensif.
Berikut beberapa fakta terkait penyakit baru ini:
Menanggapi situasi tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah memperketat jalur masuk RI, seperti bandara dan pelabuhan. Pemerintah mengimbau pihak bandara dan pelabuhan agar melakukan pemindaian suhu tubuh pada setiap penumpang, terutama bagi mereka yang datang dari negara terjangkit.
Virus Corona menyerang saluran pernapasan manusia. Oleh karena itu, orang yang terkena infeksi virus Corona bisa mengalami gejala yang mirip seperti flu. Meski begitu, gejala awal penyakit yang masih misterius ini serupa dengan SARS dan MERS, yaitu demam dan batuk-batuk. Beberapa penderitanya juga dilaporkan mengalami sesak napas, disertai terbentuknya cairan maupun zat infiltrat di paru-paru.
Pada sebagian kasus, penderita bahkan mengalami gagal hati dan gagal ginjal. Meski begitu, hingga saat ini, belum ditemukan gejala spesifik yang dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi penyakit ini.
SARS dan MERS sama-sama merupakan kondisi yang ditandai dengan infeksi serius pada saluran pernapasan. Kedua penyakit ini pernah mewabah ke seluruh dunia dan menimbulkan ketakutan yang luar biasa.
Pada 2002-2003, setidaknya ada 774 orang yang meninggal akibat SARS. Sementara catatan WHO tahun 2019, menyatakan bahwa lebih dari 800 jiwa meninggal dunia karena menderita MERS.
Meski disebabkan oleh virus dengan golongan yang sama, namun infeksi virus 2019-nCoV diperkirakan tidak menyebar dan menyebabkan kematian secepat SARS dan MERS.
Kendati demikian, setiap orang tetap dianjurkan untuk melakukan upaya pencegahan dan segera memeriksakan diri ke dokter jika merasakan gejala-gejala di atas. Bagaimana pun, kondisi misterius ini dapat berakibat fatal bila tidak ditangani secara cepat dan tepat.
WHO menganjurkan setiap negara untuk menerapkan larangan wisata atau perdagangan di China. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona berkembang semakin parah.
Walau belum ada laporan tentang penularan virus 2019-nCoV di Indonesia, penting bagi setiap orang untuk melakukan berbagai langkah pencegahan guna menghindari infeksi virus ini.
Langkah-langkah yang dimaksud meliputi:
Hingga kini, penelitian masih terus dilakukan untuk mencari tahu sumber, penyebaran, dan cara mengobati infeksi virus 2019-nCoV. Untuk sementara, beberapa langkah di atas dapat diterapkan guna menjaga diri dari risiko terinfeksi virus corona ini.
Sumber : Alodokter
Selamat, kini buah hati Anda telah lahir. Rasa bahagia memenuhi hati Anda kala menggendong si Kecil untuk pertama kalinya. Namun, lho kok, mengapa kulit bayi baru lahir tidak tampak hal...
Sedang mencari tutorial membuat sensory play di rumah untuk bermain anak Anda? Anda sudah ada ditempat yang tepat, simak sampai habis, karena kami akan memberikan informasi berbagai macam ca...
Gumoh atau regurgitasi merupakan kejadian yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Gumoh sering diartikan sebagai bayi yang mendapat terlalu banyak asupan ASI atau sudah kekenyangan. Pakar kesehatan...
Bayi yang baru lahir biasanya memiliki cradle crap atau kerak kepala di dahinya. Di dalam istilah kedokteran, kondisi ini disebut sebagai seborrheic dermatitis. Kerak kepala sebenarnya dipengaruhi ole...