Pada sebuah artikel tentang mimisan di situs resmi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Dr. Fitri Primacakti, SpA(K), menjelaskan bahwa mimisan merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan orang...
Selasa, 10 Mei 2016 | 15:13 WIB Penulis : Erni Wulandari
1. Perlukah hadiah berupa pujian?
Memuji anak merupakan bentuk rasa cinta orang tua kepada balita. Pujian ini dapat membentuk anak memiliki rasa percaya diri. Anak merasa bahwa orang-orang di sekitarnya turut bahagia, bangga, dan menghargai atas usaha dari pencapaiannya.
DAMPAKNYA Pujian berlebihan membuat anak merasa terlalu percaya diri. Dampaknya, ia menjadi takut gagal dan takut melakukan kesalahan. Jika tak dipuji, ia cenderung merasa ada yang salah pada dirinya, padahal tidak semua perilakunya harus dipuji.
LAKUKAN Sebaiknya, tidak memberikan pujian yang hanya untuk terdengar menyenangkan. Misalnya, “Kamu anak baik”, akan disalah artikan oleh anak, jika suatu saat dia melakukan kesalahan, artinya dia bukan anak baik. Berikan saja pujian yang spesifik, yaitu yang menyebutkan perilaku baik apa yang sudah dilakukannya, seperti “Anak bunda baik sekali, mau menghabiskan makanannya”.
2. Bolehkah memberikan label positif?
Labeling yang dimaksudkan orang tua biasanya untuk memberikan nama panggilan kesayangan, seperti ‘anak kesayangan bunda’ atau ‘si ndut’ (baca: gendut). Dengan memberikan label, secara tidak langsung Anda cenderung melihat kepribadian anak sebagai keseluruhan, bukan pada perilakunya.
DAMPAKNYA Karena anak sudah diberikan label seperti ‘si cantik’ atau ‘si raja’, secara tidak langsung, orang tua dan orang lain akan memperlakukan dia sesuai dengan labelnya. Anak akan cenderung bertindak sesuai dengan label yang melekat padanya dan menjadi angkuh karena dia tidak mau menerima kekurangan dan kelemahan pada dirinya.
LAKUKAN Hindari memberikan label pada anak dengan maksud tersembunyi, misalnya memaksa anak memakai baju pilihan Anda, sambil berkata “Kamu kalau pakai baju itu, jadi cantik”. Ini terlihat tidak tulus. Lebih baik Anda langsung menyebutkan perilaku apa yang Anda suka dari dirinya.
3. Bila meminta hadiah yang mahal?
Memberikan keputusan bentuk hadiah pada anak, ternyata tak selamanya baik. Ketika hadiah yang dimintanya mahal atau tidak masuk akal, Anda akan dibuat pusing. Anda perlu mempertimbangkan aspek lain, selain harga.
DAMPAKNYA Jika selalu dipenuhi, anak akan tumbuh menjadi anak penuntut dan manja. Kelak, ia akan menuntut lebih tinggi daripada sebelumnya. Selain itu, hadiah yang mahal dan mudah didapat membuat anak jadi kurang menghargai nilai uang.
LAKUKAN Kaitkan pemberian hadiah dengan perilaku baiknya. Beri hadiah yang bermanfaat dan hadiah tidak perlu mahal yang penting dapat meningkatkan kemampuan anak. Ajarkan anak untuk tidak mudah menggerutu atas apa yang dia miliki.
4. Harus ada kado setiap ulang tahun?
Ulang tahun kerap menjadi momen orang lain memberikan hadiah pada anak. Hal ini pun membuat balita senang karena ia bisa memiliki barang atau mainan baru.
DAMPAKNYA Jika orang tua memaksakan diri dan selalu menyediakan kado di setiap ulang tahun anak, maka anak merasa bahwa ulang tahun hanya ajang untuk mendapatkan hadiah dari banyak orang. Dia terbiasa di zona nyaman atau berkelimpahan, secara tidak langsung membentuk dirinya menjadi rentan jika keinginannya tidak terpenuhi.
LAKUKAN Jika ada budget, berikan kado yang menunjang tumbuh kembang anak. Tetapi jika tidak, jadikan ajang ulang tahun sebagai momen untuk meniup lilin dan berdoa.
5. Apa pandangan anak tentang hadiah?
Psikolog, penasihat majalah Parents, dan rekan penulis Smart Parenting for Smart Kids, Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., mengatakan bahwa anak-anak akan lebih termotivasi melakukan sesuatu hal jika dia dijanjikan hadiah atau reward. Anak merasa tertantang dengan adanya hadiah yang dijanjikan.
DAMPAKNYA Efek hadiah ini ternyata hanya bertahan dalam jangka waktu sebentar. Dan menurut Edward Deci, Ph.D., professor of psychology di University of Rochester mengatakan bahwa hal ini dapat membentuk perilaku anak yang baik tergantung dari hadiah yang dia dapatkan. Ketika tidak ada hadiah, dia tidak mau melakukan hal itu lagi.
LAKUKAN Hadiah perlu diatur penggunaan dan waktu permberiannya, agar anak tetap bersemangat melakukan perilaku baik atau perilaku yang And harapkan.
Pada sebuah artikel tentang mimisan di situs resmi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Dr. Fitri Primacakti, SpA(K), menjelaskan bahwa mimisan merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan orang...
Gigi berlubang adalah masalah yang sering sekali terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Sering kali, kita tidak menyadari adanya lubang pada gigi, hingga gigi terasa sakit dan mengganggu aktivita...
Apa yang bisa orang tua lakukan agar anak melewati masa kecilnya dengan bahagia? 1. BAHAGIA DULU Ya, Ayah dan Bunda perlu berkomitmen untuk berbahagia terlebih dulu. “Karena bahagia itu menu...
Pada usia sekolah, terjadi banyak sekali perubahan dan perkembangan dalam kehidupan anak. Ia sudah bisa memakai bajunya sendiri, menangkap bola lebih mudah (dengan hanya mengandalkan tangannya), dan m...