Menghabiskan sembilan bulan dalam rahim yang gelap dan hangat membuat bayi terlahir tanpa memiliki konsep waktu. Satu-satunya konsep waktu yang dikenal bayi adalah saat ia merasa lapar dan ngantuk. It...
Jumat, 28 Oktober 2016 | 14:41 WIB Penulis : Erni Wulandari
Ada jenis cedera yang perlu penanganan serius dengan membawanya ke dokter. Misalnya, bila cedera menyebabkan anak tidak bisa melakukan fungsi dasar (seperti menekuk jari atau terpaksa berjalan dengan pincang), timbul bengkak yang berkepanjangan, serta adanya rasa sakit dan nyeri. Ini adalah cara tubuh mengatakan bahwa tubuh telah berlebihan ‘dipakai’. Umumnya, cedera yang dialami anak-anak adalah sprain: cedera pada ligament (jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang); strain: cedera pada otot atau tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang), atau cedera tulang.
Untuk itu, pertolongan pertamanya adalah melakukan R.I.C.E, yakni:
1. Rest (istirahat): Kurangi atau kalau perlu berhenti dari aktivitas apa pun yang sedang dilakukan. Hindari beraktivitas menggunakan area yang cedera selama minimal 48 jam.
2. Ice (es): Kompres dingin area yang cedera dengan ice pack atau es batu yang dibungkus handuk. Sekali kompres, lakukan selama 20 menit, 4 - 8 kali sehari.
3. Compression (perban): Beri tekanan pada area yang cedera dengan elastics wraps atau decker. Ada decker khusus untuk area pergelangan kaki/tangan dan lutut.
4. Elevation (angkat):
Tempatkan area yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung untuk membantu mengurangi pembengkakan. Misalnya, bila yang cedera adalah tungkai, minta anak duduk atau tiduran, lalu gunakan bantal untuk menyangga kakinya, agar posisinya lebih tinggi daripada jantung. Penting diingat, jangan memijat atau mengurut area yang cedera karena malah bisa memperburuk pembengkakan.
Tip:
- Bolehkah anak nge-gym? Bila dulu gym merupakan area yang terlarang bagi anak-anak, kini anak semuda 10 tahun sudah bisa berlatih. Tentu saja, asalkan gym tersebut mendukung dengan adanya pelatih berkualifikasi yang mendampingi anak-anak saat latihan dan mendapat persetujuan orang tua. Menurut Bobby Ferdian, M.Pd, certified personal training yang memiliki gelar Master of Sport Education, latihan kekuatan di gym relatif lebih aman karena bersifat low impact, kebanyakan dilakukan sambil duduk, serta minim gerakan eksplosif dan body contact. Jadi, otomatis risiko cederanya lebih rendah, asal latihannya terkontrol. Tak ada salahnya Bunda mengajak si kecil nge-gym, bareng.
- Anak perempuan 8 kali lebih cenderung terkena anterior cruciate ligament (ACL) – cedera di salah satu ligamen/jaringan ikat di lutut yang menghubungkan tulang kaki atas dan bawah– dibandingkan anak laki-laki. ACL inilah yang berperan menstabilkan lutut.
Sumber : Parenting
Menghabiskan sembilan bulan dalam rahim yang gelap dan hangat membuat bayi terlahir tanpa memiliki konsep waktu. Satu-satunya konsep waktu yang dikenal bayi adalah saat ia merasa lapar dan ngantuk. It...
Bagi anak-anak, musik bukan hanya sebagai sarana hiburan, melainkan memiliki manfaat lebih untuk otaknya. Pakar terapi musik dan founder The British Society for Music Therapy, Juliette Louis...
Sebagai orangtua, tentunya Bunda ingin anak bisa melakukan segala sesuatu dengan baik dan mandiri dalam hidupnya. Untuk menunjang hal tersebut, tidak ada salahnya Ayah dan Bunda mulai mengenalkan bebe...
Keluhan bau badan pada anak umumnya muncul ketika anak memasuki masa pubertas. Hal ini dapat terjadi karena pada masa tersebut, anak mulai mengalami perubahan hormon. Belum lagi keringa...