Moms, Anda sekeluarga senang menonton film di bioskop? Anda juga bisa ajak balita untuk menonton, lho. Menonton bisa jadi rekreasi bagi Si Kecil yang menyenangkan. Selain terhibur, menonton juga memil...
Selasa, 08 November 2016 | 09:35 WIB Penulis : Erni Wulandari
Batita adalah usia dimana prilaku anak sangat menguji kesabaran Bunda.
Saat si kecil menjatuhkan barang, memuntahkan makanan, membuat mainan berantakan, memukul, menjambak dan sebagainya, kesabaran Bunda habis dan membentak anak kemudian menyesal.
Membentak anak sudah menjadi suatu kebiasaan. Barangkali kebiasaan membentak anak dilakukan untuk mendapatkan hasil yang cepat. Ketika anak tidak membereskan mainannya, Bunda mengintimidasi dengan membentak. Harapannya ia segera bangun dan melakukan perintah Bunda. Padahal realitanya setelah di bentak belum tentu anak mau melakukannya.
Menurut Dr Justin Coulson, pakar parenting di kidspot.com dan pengajar di University of Wollongong, Australia, riset menunjukan bahwa sebenarnya orangtua tidak suka membentak anak. Orangtua yang di survei mengatakan membentak, yang di ikuti dengan memukul bokong anak, adalah teknik pendisiplinan yang paling tidak bisa diterima. Ironisnya mereka mengaku kerap membentak anak.
Jadi mengapa orang tua begitu cepat membentak anak? Kita seringkali mengontrol kesalahan dan mungkin kemarahan kita di depan umum. Buktinya jarang sekali orangtua membentak anaknya di depan umum.
Tahukah Bunda efek membentak anak yang bakal Bunda sesali ?
Dalam studi selama 2 tahun para peneliti di University of Pittsburgh dan University of Michigan, Amerika mendapati bahwa disiplin secara verbal yang parah terbukti memberi pengaruh negatif pada ketentraman anak. Anak-anak praremaja dan remaja yang orangtuanya kerap membentak untuk mendisiplinkan akan mengalami peningkatan masalah prilaku, seperti melakukan kekerasan dan vandalisme. Efek dibentak terus-menerus sama seriusnya dengan jika anak dipukul.
Membentak anak tepat di depan wajahnya adalah tindakan yang parah, khususnya ketika di ikuti dengan labeling(menyebut anak dengan sebutan nakal, kurang ajar, bodoh dan lain-lain) dan berbagai kata-kata ancaman, kata penghinaan dan sebagainya. Kata-kata semacam itu akan menyakiti anak sementara perubahan prilaku yang Bunda harapkan belum tentu terjadi.
Penelitian lain menunjukan bahwa membentak sedikitnya 25 kali dalam periode 12 bulan bisa memberikan efek negatif pada kepercayaan diri anak. Selain itu juga meningkatkan resiko depresi dan mengembangkan prilaku agresi pada anak.
Efek membentak anak sangat parah ya Bunda. Yuk hindari membentak anak dan jangan sampai si kecil mengalami luka batin karena akan sulit menyembuhkannya.
Moms, Anda sekeluarga senang menonton film di bioskop? Anda juga bisa ajak balita untuk menonton, lho. Menonton bisa jadi rekreasi bagi Si Kecil yang menyenangkan. Selain terhibur, menonton juga memil...
Minat baca orang Indonesia rendah Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa minat baca orang-orang di Indonesia sangat rendah. Rata-rata jumlah buku yang dibaca orang-orang di Indonesia adlah 3-4 buku...
Bolehkah meminta anak membantu mengerjakan tugas di rumah? Mengapa tidak? Selain Bunda dapat tenaga ekstra, kegiatan ini bisa memberikan banyak manfaat buat anak, seperti mengasah keterampilan motorik...
Tiap Bunda membawakan buku atau majalah untuk si kecil, ia selalu antusias untuk mengetahui isinya. Anak minta dibacakan cerita atau minta lembar kreativitasnya seperti mewarnai. Apa ini tandanya si k...