Menyaksikan pesatnya pertumbuhan si Kecil dari hari ke hari memang membahagiakan ya, Moms? Namun, seiring pertambahan usianya, anak-anak akan cenderung lebih kritis. Dengan keingintahuannya yang besar...
Kamis, 30 Maret 2017 | 10:41 WIB Penulis : Erni Wulandari
Anak usia 6 bulan sudah bisa mengalami anemia. Untuk mencegah terjadinya anemia pada anak, pemenuhan zat besi sejak ibu mengandung penting dilakukan. Seperti penuturan perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Prof Dr Endang L Achadi, di usia 6 bulan anak sudah bisa anemia dan jika sampai usia 2 tahun kondisinya tidak segera ditangani, berbagai resiko bisa dialami anak. Normalnya kadar Hb pada balita yakni 11 gram/dl/. Itu akan bersifat permanen, dengan di ikuti dengan penurunan IQ 10-12 poin. Maka kalau anak anemia harus segera di atasi. Gejala anemia pada anak sama saja. Dia mudah letih, lemas, lesu, kalau pucat itu berarti sudah berat anemianya.
Untuk mencegah anak anemia Prof Endang menekankan bahwa ibu hamil tidak boleh mengalami defisiensi (kekurangan) zat besi. Pasalnya ketika ibu hamil mengalami defisiensi zat besi, maka si bayi juga akan mengalami kondisi serupa. Ketika bayi lahir dalam kondisi kekurangan zat besi dia akan mudah terkena anemia.
Agar Ibu hamil tidak kekurangan zat besi, maka perlu mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, pastinya dengan perinsip asupan gizi seimbang. Jika hendak melakukan pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) untuk menentukan anemia atau tidak boleh-boleh saja.
Atau Bunda bisa konsumsi tablet penambah darah (TTD). Program pemerintah Ibu hamil diberi TTD setiap hari, tidak bahaya sebab tubuh punya autoregulasi. Kalau sudah cukup zat besinya dan ada asupan, akan dibuang kalau kurang akan diserap.
Selain itu anemia pada anak juga bisa terjadi karena faktor genetik. Misalnya yang bersangkutan mengidap thalassemia sehingga memperbesar resiko pecahnya sel darah merah. Mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil bisa dilakukan sejak remja.
Dikutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala yang paling sering ditemukan jika anak kekurangan asupan zat besi yakni pucat yang berlangsung lama (kronis) dan dapat ditemukan gejala komplikasi seperti lemas, mudah lelah, mudah infeksi, menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku.
"Sudah telat sebenarnya jika anak sudah tampak pucat. Segera bawa ke dokter, cek darah sambil tetap evaluasi sumber zat besi yang biasa diberikan pada anak. Berikan sumber zat besi seperti hati dan daging sapi misalnya 2-3 kali dalam seminggu, dengan porsi masing-masing minimal 75-100 gram," kata dr Yoga Devaera, SpA(K) dari RSIA Brawijaya Kebayoran Baru, beberapa waktu lalu.
Fungsi zat besi bagi tubuh yang paling penting adalah dalam perkembangan sistem saraf. Oleh sebab itu, kekurangan zat besi sangat memengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi.
Pada anak usia 1 hingga 2 tahun, defisiensi zat besi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Selain karena tidak mendapat makanan tambahan yang memadai, kekurangan zat besi juga bisa muncul karena anak minum susu murni berlebih, obesitas dan memang kebutuhannya yang kian meningkat karena adanya infeksi berulang.
Menyaksikan pesatnya pertumbuhan si Kecil dari hari ke hari memang membahagiakan ya, Moms? Namun, seiring pertambahan usianya, anak-anak akan cenderung lebih kritis. Dengan keingintahuannya yang besar...
Multivitamin di Masa Pandemi Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-COV-2) atau COVID-19 secara cepat menjadi sebuah pandemi global dan telah menginfeksi jutaan orang di seluruh duni...
Radang gusi pada anak pasti mengganggu aktivitasnya sehari-hari dan membuat sang buah hati jadi tidak nyaman. Gingivitis, istilah medis dari radang gusi mengindikasikan terjadinya peradanga...
Perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah kemampuan anak untuk sepenuhnya mengelola dan mengekspresikan emosi baik positif maupun negatif.Pembelajaran mengenai sosial emosional anak usia din...