Si Kecil dengan Cerebral Palsy

Kamis, 19 Desember 2019 | 18:29 WIB Penulis : Erni Wulandari


Moms pasti sudah tidak asing lagi dengan penyakit yang kebanyakan menyerang anak-anak ini. Penyakit yang satu ini merupakan disabilitas fisik yang memengaruhi gerakan dan postur tubuh. Apa lagi kalau bukan Cerebral Palsy. Penyakit yang satu ini dianggap umum terjadi pada masa pertumbuhan Si Kecil.

Memang namanya tidak seterkenal autisme, namun Cerebral Palsy juga masuk dalam gangguan tumbuh kembang Si Kecil.

Ini disebabkan kemungkinan pembuluh darah ke otak belum berkembang sempurna saat Si Kecil lahir.

Sehingga ada kelumpuhan di bagian otak yang membuat tumbuh kembang Si Kecil jadi kurang sempurna. Ada berbagai tipe lumpuh otak yang terjadi pada penderita Cerebral Palsy. Ada yang otot tubuhnya terlihat kaku dan ketat akibat kerusakan area motorik di otak.

Ada juga Si Kecil yang tak bisa menggerakkan otot tubuhnya karena ada kerusakan di area Ganglia Basalis di otak.

 

Tipe lainnya lagi yaitu gemetar berlebihan yang akan memengaruhi keseimbangan dan juga tipe bagian tubuh seperti lengan atau kaki yang tak bisa dikendalikan. DR. Dr. Aryadi Kurniawan, Sp. OT K selaku dokter ortopedi anak mengatakan ada 3 penyebab utama kematian anak dengan Cerebral Palsy.

 

Ada juga Si Kecil yang tak bisa menggerakkan otot tubuhnya karena ada kerusakan di area Ganglia Basalis di otak. Tipe lainnya lagi yaitu gemetar berlebihan yang akan memengaruhi keseimbangan dan juga tipe bagian tubuh seperti lengan atau kaki yang tak bisa dikendalikan.

 

DR. Dr. Aryadi Kurniawan, Sp. OT K selaku dokter ortopedi anak mengatakan ada 3 penyebab utama kematian anak dengan Cerebral Palsy.

 

"Anak-anak dengan penyakit ini, memiliki 3 penyebab kematian yang utama. Pertama ada gangguan pernapasan, malnutrisi, hingga kejang," ujar DR. Dr. Aryadi Kurniawan, Sp. OT K di acara "How To Raise A Child With Cerebral Palsy, Hip Problems, and Scoliosis" yang dipersembahkan oleh Rumah Cerebral Palsy dan Tabloid Nova, Sabtu (14/12/2019).

 

Kelumpuhan pada sebagian jaringan otak ini juga nantikan akan membuat beberapa fungsi tubuh tidak berjalan dengan baik. Yang paling umum adalah masalah dengan tulang di bagian pinggul ke bawah, atau biasanya disebut dislokasi panggul.

Pada tahap ini Si Kecil punya dua kemungkinan yaitu tidak bisa berjalan sama sekali atau bisa berjalan namun dengan kaki yang cukup rapat dan lemas sekali.

Kondisi seperti ini nantinya juga akan memengaruhi psikis Si Kecil sebab mereka akan banyak menghadapi tantrum dengan ketidakseimbangan fungsi tubuhnya.Selain itu anak-anak dengan masalah Cerebral Palsy ini juga akan kesulitan dalam mencerna makanan sehingga riskan terhadap malnutrisi.

Diskolasi panggul ini akan membuat Si Kecil merasa tak nyaman, gelisah, hingga nyeri. Semua masalah itu akan mendorongnya untuk tetap berbaring di tempat tidur sebab di situlah zona nyamannya.

Jika Si Kecil sudah terkena dislokasi panggul, maka pintu sangat terbuka untuk penyakit lain yang akan menghampiri seperti scoliosis, pneumonia orthostatic, hingga berakhir dengan kematian.

Karena itu untuk penanganan Si Kecil dengan Cerebral Pasly dan dislokasi panggul ini dibutuhkan rehabilitasi yang rutin. Sebelum rehabilitasi, pasien biasanya akan dianjurkan untuk melakukan operasi dan setelah itu baru rawat jalan.

Rawat jalan berupa rehabilitasi itu berupa fisioterapi, brace, orthosis, dan obat-obatan anti spastic. Selain itu komunikasi juga dianggap sangat penting untuk membantu Si Kecil semangat dalam masa penyembuhannya.

Moms diharapkan dapat mendampingi Si Kecil dan mendukungnya selama rehabilitasi pasca operasi. Ada juga kebutuhan nutrisi dan gizi yang harus Moms perhatikan selama pengobatan agar Si Kecil tidak sampai malnutrisi.

 

Source: nakita.grid.id

Artikel Lainnya

Di balik rasanya yang khas, berbagai manfaat rumput laut rupanya sangat baik untuk tubuh dan kesehatan anak lho, Moms. Menurut studi yang dilansir National Institutes of Health, lingkungan tem...

Jakarta akhir-akhir ini selalu memperoleh nilai indeks kualitas udara yang buruk, bahkan menurut data pada situs IQAir tanggal 9 Juni 2023, kualitas udara di Jakarta berada di angka 153 AQI dengan ket...

Anak Anda selalu makan dengan lahap saat menu makanannya mengandung rasa pedas. Apakah makanan pedas aman untuk dikonsumsi oleh anak? Simak penjelasannya berikut ini. Tidak pedas, tidak berselera...

Berikut adalah cara efektif mengajarkan anak tentang pentingnya berbagi: 1. Contoh dari Orang Tua Anak-anak belajar banyak dari melihat perilaku orang tua mereka. Menjadi contoh yang baik d...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................