Seharian berada di luar ruangan atau sedang berlibur di daerah tropis, membuat kulit terpapar sinar matahari lebih banyak, sehingga kulit pun jadi merah karena terbakar. Lalu, bagi Bunda yang hobi ber...
Senin, 14 Maret 2022 | 14:29 WIB Penulis :
Sering merasa gemas dengan perilaku anak yang kerap memasukkan benda apa pun ke dalam mulutnya? Rasanya ingin berteriak dan melarangnya setiap kali ia melakukan hal tersebut. Tapi, ternyata hal ini tidak disarankan, Ma. Inilah yang disebut fase oral. Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH dari Divisi Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, fase oral akan membantu perkembangan keterampilan anak di masa yang akan datang. Nah, supaya Anda tak terus-menerus gemas dan ingin melarang, yuk, cari tahu seputar fase oral ini!
Apa Itu Fase Oral?
Berdasarkan perkembangan anak, fase oral adalah tahap perkembangan area oromotor (otot daerah mulut dan pencernaan) yang berpengaruh pada perkembangan lainnya seperti berbicara dan makan. Pada fase ini bayi memusatkan stimulus pada daerah mulut dan bibir. Ia akan berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya ke dalam mulut karena menganggap mulut adalah tempat pemuasan kebutuhannya (oral gratifi cation). Dalam dunia psikologi, fase oral merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual yang pasti dilalui setiap orang. Sejak dalam kandungan sebenarnya anak telah memasuki fase oral, yaitu dengan memasukkan jempolnya ke dalam mulut (tak heran banyak janin terekam sedang mengisap jempol saat USG 4 dimensi!). Namun, umumnya, fase oral dimulai sejak anak lahir hingga usia sekitar 18 bulan. Pada beberapa kasus, fase oral berlanjut hingga usia balita, misalnya dengan mengisap jempol atau thumb sucking hingga usia 5 tahun.
Pentingnya Fase Oral
Lalu, apakah semua bayi pasti akan mengalami fase oral? Menurut dr. Bernie, ya, karena fase ini merupakan dasar perkembangan selanjutnya. Fase oral memengaruhi kematangan otot di daerah rongga mulut. Jika otot telah terbentuk matang, anak akan terbantu dalam mengembangkan kemampuan makan dan berbicara. Dokter Bernie mengatakan, pada anak yang sering dilarang atau dimarahi orang tuanya ketika memasukkan jari maupun mainan ke dalam mulut, fase oralnya menjadi tidak maksimal. Artinya, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan dan kematangan daerah rongga mulut sehingga mengganggu kemampuan berbicara dan makan. Contohnya, ada anak usia 2 tahun yang belum mampu mengunyah nasi dan harus terus makan bubur. Dari sisi psikoseksual, anak yang banyak dilarang saat fase oral akan merasa cemas dan tegang. Akibatnya, ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang.
Source : https://www.parenting.co.id/
Seharian berada di luar ruangan atau sedang berlibur di daerah tropis, membuat kulit terpapar sinar matahari lebih banyak, sehingga kulit pun jadi merah karena terbakar. Lalu, bagi Bunda yang hobi ber...
Menjaga kebersihan tubuh bayi menjadi hal utama bagi orangtua. Tak sekadar memandikan bayi, seluruh anggota tubuh si Kecil pun harus bersih agar terhindar dari berbagai masalah pada tubuh. Salah satu ...
Banyak ibu mencampur ASI dengan susu formula (sufor) untuk bayinya dengan berbagai alasan tertentu di masa menyusui. Pemberian ASI campur susu formula (sufor) ini artinya dilakukan secara bergantian d...
Sebagian ibu memilih menyusui sambil main handphone atau gadget. Padahal, aktivitas tersebut bisa memengaruhi bonding (ikatan) antara ibu dan anak. Selain itu, ada sejumlah bahaya menyusui sambil main...