Anak Sering Bicara Sendiri? Apakah Normal?

Kamis, 11 Mei 2023 | 13:29 WIB Penulis :


Anak-anak tumbuh dengan daya imajenasi yang luar biasa. Mereka memiliki kecenderungan bicara sendiri pada usia 2-6 tahun. Sambil berimajenasi, si aktor cilik bisa berbicara segala hal yang terlintas dalam pikiran mereka.

 

Profesor psikologi dari Illinois State Uneversity, AS, Laura Berk mengatakan bahwa kebanyakan orang tua merasa aneh melihat anaknya bertingkah seperti itu, padahal ini merupakan khas anak-anak untuk mengembangkan diri dan mengasah ketrampilan verbalnya.

 

Tak hanya itu, Khaterine Nelson, psikolog dari The City University of Newyork, menyatakan direntang usia ini, anak-anak memang sering melakukan aksi monolog untuk mencoba menceritakan dan menafsirkan kembali berbagai pengalaman yang teah mereka rasakan.

 

Lantas apa yang harus dilakukan orang tua bila anak suka bicara sendiri? Simak ulasan berikut ini;

 

1. Berikan kesempatan untuk berekspolorasi

 

Bagi si kecil hal ini bagaikan ruang pribadinya dan iapun menikmatinya. Bahkan, dirinya seringkali ingin dibiarkan bersenang-senang sendirian ketika melakukan aksi monolognya.

 

Ia membutuhkan kesempatan ini agar mampu mengasah serta mengeksplorasi kemampuan bicara, bahasa dan ekspresinya.

 

Ketika berbicara sendiri, ia sebenarnya sedang berusaha membimbing dirinya sendiri untuk mendengar kata-katanya sendiri serta mengingat dan melafalkannya, juga memahami struktur bertutur dan bercerita.

 

2. Berikan mainan pendukung ekplorasinya

 

Boneka, telepon atau tape rekorder mainan bisa menunjang eksperimen verbalnya. Si kecil akan senang bisa mendengarkan kembali suaranya melalui mainan perekamnya.

 

Sebaiknya arahkan ia untuk berbagai suara disekelilingnya. Minta ia untuk mengingat nama suara tersebut. Dengan begitu, ketrampilan verbal dan berbagai aspek kognitifnyapun semakin terlatih.

 

3. Berikan alat tulis dan gambar

 

Ketika menggambar, kinerja syaraf motorik halus dan otaknya akan berkembang.

 

Kombinasi antara eksperimen verbal dengan grafis atau tertulis juga membuat dunia imajenasinya dapat diungkapkan menjadi lebih ekspresif dan memperkaya eksperimennya.

 

Kreativitas warna dan gambar yang ia hasilkan dapat menunjukkan tingkat kreativitas dan suasana hati si kecil.

 

4. Hindari respon berlebihan 

 

Sesekali, anda boleh mengiingatkan bahwa teman dalam aksi monolognya tidaklah nyata.

 

Namun, hindari bersikap langsung mengkritik atau mengolok tingkahnya. Karena melalui cerita yang dipaparkannya anda bisa mengamati apa yang menjadi kebutuhannya. Misalnya, iaa bercerita tentang keresahannya ketika bermain dengan temannya yang nakal dan sebagainya.

 

Aksi monolognya merupakan wujud keingintahuan dan upayanya dalam mengembangkan kreativitas untuk mencoba menalar apa yang terjadi disekitarnya dalam kehidupan sehari-hari. Sebaiknya, ikuti saja skenario yaang dibawakan olehnya namun dengan batas-batas tertentu.

 

Source : https://tumpi.id/

Artikel Lainnya

Khususnya pada ibu bekerja, kesibukan terkadang membuat mereka telat memerah air susu ibu (ASI). Lantas, jika memerah ASI terlalu sering dilakukan, ada efeknya pada penurunan produksi ASI? Diungkap...

Perlu juga memahami sejumlah kekurangan hamil di usia 30an. Sebab bila pada usia ini kita telah memiliki riwayat penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, maka penting untuk selalu memonitor...

Bunda dan Ayah mungkin kerap melihat kejadian berikut ini: anak memukuli ibunya sebagai ekspresi rasa kesalnya. Ibunya pun ketika disakiti justru diam saja. Eh, kok begitu, ya? Kita jadi bertanya-t...

Pernahkah menjadi pertanyaan bagi Moms, apakah aman ibu menyusui makan daging kambing? Selama masa menyusui Si Kecil, Moms pasti menjadi lebih hati-hati dalam mengonsumsi makanan. Biasanya, ada ...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................