Merencanakan Kehamilan, Pasangan Baru Wajib Tahu!

Kamis, 07 Desember 2023 | 13:30 WIB Penulis :


Memiliki momongan merupakan salah satu hal yang diinginkan pasangan suami istri (pasutri) baru. Tidak heran kalau banyak pasutri muda yang melakukan konsultasi ke dokter agar segera mendapatkan anak. Saat merencanakan kehamilan sehat, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya adalah mempertimbangkan kesehatan fisik diri sendiri dan pasangan, ya.

 

Kesehatan fisik pasutri menjadi pertimbangan penting, karena ada beberapa penyakit yang wajib diwaspadai saat merencanakan kehamilan. Lalu apa saja penyakit dan kondisi yang harus diwaspadai jika ingin segera punya anak?

 

Penyakit dan Kondisi yang Perlu Diwaspadai saat Merencanakan Kehamilan

 

1. Anemia

Anemia adalah kondisi saat hemoglobin di dalam darah kurang dari 12 g/dL bagi perempuan dan 14  g/dL bagi laki-laki. Anemia akan membuat pertumbuhan janin terhambat, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, dan bayi berisiko stunting. Jika Moms menderita anemia dan merencanakan kehamilan, sebaiknya mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sebanyak 1 tablet per minggu sebelum hamil, menjaga pola makan dengan memilih makanan bergizi seimbang.

 

 

2. Diabetes Melitus

Penyakit diabetes melitus ditandai dengan kadar gula dalam darah yang lebih dari 126 mg/dL. Wanita yang mengidap diabetes dan sedang hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat badan di atas normal, mengalami komplikasi persalinan, prematur, dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi. Bagi penderita diabetes yang ingin merencanakan kehamilan, disarankan menjaga kadar gula darah dan berkonsultasi dengan dokter untuk manajemen kesehatan yang tepat.

 

3. Hipertensi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan istilah darah tinggi merupakan kondisi yang banyak diderita di Indonesia. Ibu hamil dengan hipertensi akan meningkatkan risiko preeklamsia, eklamsia, serta kematian bagi ibu dan janin. Untuk penderita hipertensi dan sedang merencanakan kehamilan, gunakanlah tips PATUH, yaitu::

• P = Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter

• A = Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur

• T = Tetap diet dengan gizi seimbang

• U = Upayakan aktivitas fisik dengan aman

• H = Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik

 

4. Kekurangan gizi

Kondisi kekurangan gizi yang terjadi terus menerus akan mengakibatkan kurang energi kronik (KEK). Ibu hamil yang mengalami kurang gizi dapat meningkatkan risiko pendarahan saat melahirkan, keguguran, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan stunting. Oleh karena itu, kekurangan gizi pada wanita bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat.

 

 

 

5. Obesitas

Seseorang dapat dikatakan mengalami obesitas jika mengalami kelebihan berat badan di atas 120% dari berat badan idealnya. Ibu hamil yang mengalami obesitas dapat menyebabkan kelainan pada janin, preeklampsia, diabetes, dan keguguran. Penderita obesitas yang merencanakan kehamilan disarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan perawatan untuk menurunkan berat badan.

 

6. Sifilis

Sifilis atau yang dikenal dengan istilah penyakit raja singa adalah infeksi menular seksual yang disebabkan bakteri Treponema pallidum. Penderita sifilis yang sedang hamil berisiko mengalami keguguran, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan kecacatan pada bayi. Bagi penderita sifilis yang ingin memiliki momongan, wajib berkonsultasi rutin ke dokter dan meminum obat secara teratur.

 

7. TORCH

TORCH merupakan infeksi yang disebabkan oleh Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes Simplex Virus II. Wanita yang menderita salah satu di antara keempat infeksi ini akan menyebabkan infertilitas atau kemandulan dan janin berisiko mengalami kecacatan. Untuk pencegahannya, Moms bisa melakukan tes kesehatan, melakukan vaksinasi Mumps Measles Rubella (MMR) 3-6 bulan sebelum rencana hamil, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 

 

Source : https://genbest.id/

Artikel Lainnya

Apa Itu Shaken Baby Syndrome? Shaken baby syndrome adalah jenis cedera otak traumatis yang terjadi saat bayi diguncang dengan keras. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan, memar, dan pend...

Tidak bisa dipungkiri, gangguan pernapasan bisa menyerang siapa saja tak terkecuali pada anak. Salah satunya ialah bronkopneumonia lho, Bun. Sebenarnya apa sih bronkopneumonia itu? ...

Bagi orang dewasa, membersihkan hidung merupakan perkara mudah. Namun bayi masih belum memiliki kemampuan untuk membersihkan hidungnya sendiri, baik karena keterbatasan gerak maupun refleks menghembus...

Perkembangan bayi baru lahir bukan cuma berat atau panjangnya. Bayi mulai memiliki refleks normal sesuai tahap usianya, Mom. Tapi, refleks ini enggak selamanya ada pada si kecil. Menurut dokte...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................