Moms, pernah mendapati Si Kecil sedang asyik memainkan alat kelaminnya sendiri? Jangan khawatir, itu adalah pertanda bahwa mereka telah memasuki fase phallic. Anak-anak tidak hanya m...
Rabu, 04 Agustus 2021 | 14:09 WIB Penulis :
Anak akan lebih mudah memahami bacaan apabila tema dan tokohnya dekat dengan mereka. Sebagai contoh, untuk anak kelas 1-2 SD, buku dengan tema kehidupan sehari-hari, dongeng, dan fantasi pasti lebih menarik. Anda juga masih bisa memberikan buku cerita bergambar agar anak lebih tertarik untuk membacanya.
Sementara itu, tema persahabatan bisa Anda berikan ketika anak mulai memasuki kelas 3 SD. Melalui tema tersebut, Anda juga bisa mengajarkan tentang keberagaman dan toleransi. Tema persahabatan juga memberi kesempatan Anda untuk berdikusi dengan anak mengenai cara menghadapi konflik dengan teman.
Untuk anak yang lebih besar, ajak mereka membaca buku cerita yang lebih tebal dengan jalan cerita yang lebih serius. Buku-buku cerita misteri atau teka-teki pasti menarik minat mereka. Anda bisa meluangkan waktu dan membuka ruang diskusi bagi anak selama mereka membaca. Selain memperkuat bonding, diskusi juga bisa menumbuhkan kebiasaan anak untuk terbuka kepada Anda sebagai orang tua.
Meskipun anak SD rata-rata sudah lancar membaca, belum tentu mereka bisa langsung memahami isi bacaannya. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memberikan buku cerita dengan alur yang sederhana. Untuk anak kelas 1-3 SD, hindari memberikan buku cerita dengan terlalu banyak tokoh. Selain itu, alur yang digunakan juga sebaiknya alur maju agar anak lebih mudah memahami jalan ceritanya.
Alur cerita dengan sedikit flashback bisa mulai Anda berikan saat anak sudah kelas 5. Meskipun begitu, usahakan agar alur bolak-balik ini tidak sering muncul agar anak tetap bisa fokus. Alur cerita yang terlalu membingungkan justru akan membuat anak bosan karena sulit memahami ceritanya. Dengan memberikan buku cerita yang alurnya mudah diikuti, Anda bisa membantu anak untuk lebih menyukai aktivitas membaca.
Banyak orang tua yang mengandalkan buku sebagai media untuk mengajarkan berbagai nilai positif kepada anak. Sebenarnya, bukan hal sulit untuk mencari buku cerita anak yang mengajarkan nilai-nilai positif. Hanya saja, Anda perlu memilih buku yang isinya sesuai dengan nilai yang ingin Anda tanamkan kepada anak.
Sebagai contoh, untuk menanamkan nilai religius, Anda bisa memilih buku cerita bertema agama. Buku tentang perbedaan dapat membantu menanamkan nilai toleransi. Apa pun tema yang Anda pilih, usahakan untuk memilih buku cerita yang berkualitas. Alasannya, selain untuk menanamkan nilai positif, sebaiknya buku cerita juga mampu meningkatkan kemampuan berbahasa, serta mengasah imajinasi anak.
Gambar atau ilustrasi merupakan bagian yang sangat penting di dalam buku cerita anak. Selain menarik, gambar akan membantu anak untuk memahami isi cerita dengan lebih baik. Namun, tak semua buku bergambar bisa begitu saja Anda berikan. Terdapat beberapa kasus di mana buku cerita anak mengandung gambar yang kurang pantas untuk disajikan. Jadi, sebelum Anda memberikannya untuk si kecil, selalu pastikan bahwa gambar di buku cerita memang relevan dan pantas.
Sebelum Anda membeli buku cerita untuk si kecil yang berusia SD, perhatikan juga bahasa yang digunakan dalam buku. Saat ini, terdapat dua bahasa yang kerap digunakan dalam keseharian anak SD. Ada beberapa anak yang lebih sering menggunakan bahasa Indonesia, ada pula yang lebih lancar berbahasa Inggris. Anda bisa memilih buku yang bahasanya sesuai dengan bahasa yang digunakan anak sehari-hari.
Akan tetapi, Anda juga bisa memilih bahasa yang justru berbeda dengan bahasa yang dipakai anak. Contohnya, jika anak terbiasa berbahasa Indonesia, Anda bisa sesekali memberinya buku dalam bahasa Inggris. Dengan begitu, anak bisa membaca sekaligus memperdalam kemampuannya dalam memahami bahasa Inggris. Jadi, tentukan dahulu tujuan Anda, lalu pilihlah buku cerita yang paling sesuai.
Source: my-best.id
Moms, pernah mendapati Si Kecil sedang asyik memainkan alat kelaminnya sendiri? Jangan khawatir, itu adalah pertanda bahwa mereka telah memasuki fase phallic. Anak-anak tidak hanya m...
xLorem ipsum dolor sit amet, ubique intellegat sit in, his vitae iuvaret dolores at. Ad his tractatos periculis, zril voluptua perpetua ne has. Fierent appetere maiestatis eam in. Quo novum mnesarchum...
Memang menyebalkan melihat anak tantrum di tempat umum. Ini karena anak kurang mampu mengontrol keinginannya. Contoh, bila anak ingin dibelikan camilan ketika berada di supermarket, dan Bunda menolak ...
Obesitas disebut juga kegemukan atau kelebihan berat badan. Ketika buah hati terlihat gemuk (obes), kerap orangtua menjadi senang dan bahagia karena merasa bahwa buah hati tidak mengalami kesulitan ma...