Mengajarkan cara menggambar pada anak usia 1-3 tahun bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu. Apalagi di periode ini anak-anak cenderung ingin lebih aktif dan sulit diatur. Meskipun demikian, ada b...
Rabu, 25 Juni 2025 | 11:18 WIB Penulis :
Dalam menangani muntah pada anak, orang tua perlu mengerti terlebih dahulu apa saja hal yang mungkin menyebabkan muntah. Dengan begitu, rasa panik bisa diminimalkan. Selain itu, penting juga untuk mengetahui tanda bahaya yang harus diwaspadai agar anak bisa segera dibawa ke rumah sakit.
Berikut adalah penyebab umum muntah pada anak:
1. Flu perut atau gastroenteritis
Flu perut atau gastroenteritis sering kali terjadi akibat infeksi virus atau bakteri pada sistem pencernaan. Gejalanya bisa mulai dirasakan 12–48 jam setelah anak terinfeksi. Tak hanya muntah, anak juga mungkin akan mengalami diare, mual, dan kram perut. Kondisi ini biasanya tidak berlangsung lama dan tidak berbahaya.
2. Keracunan makanan
Keracunan makanan umumnya terjadi akibat infeksi dari bakteri yang mengontaminasi makanan. Anak bisa mengalaminya jika mengonsumsi makanan, seperti daging, seafood, atau telur, yang pengolahannya tidak higienis, tidak dimasak hingga matang, atau tidak disimpan dengan benar.
3. Alergi makanan
Muntah pada anak juga bisa menjadi pertanda bahwa ia alergi terhadap makanan tertentu, misalnya kacang-kacangan, ikan, kerang, udang, telur, susu sapi, gandum, atau kedelai. Selain muntah, alergi makanan bisa disertai dengan bengkak pada bibir, gatal-gatal, atau kesulitan bernapas.
4. Radang usus buntu
Radang usus buntu atau apendisitis dapat menyebabkan muntah, demam, dan nyeri perut ulu hati. Rasa sakit ini biasanya akan bertambah parah dan berpindah ke perut bagian kanan bawah. Radang usus buntu termasuk kondisi darurat dan memerlukan perawatan medis.
Selain kondisi-kondisi di atas, muntah pada anak juga bisa disebabkan oleh kencing batu, infeksi telinga, pneumonia, migrain pada anak, meningitis atau radang selaput otak, serta stres atau cemas.
Saat anak muntah, hal pertama dan terpenting yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkannya. Setelah itu, pastikan bahwa anak tidak mengalami dehidrasi akibat muntah.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi muntah pada anak yang bisa dilakukan di rumah:
Pemberian obat muntah pada anak perlu disesuaikan dengan kondisi anak dan penyebabnya, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter.
Segera periksakan ke dokter atau bawa anak ke rumah sakit, jika muntahnya disertai dengan beberapa kondisi berikut:
Adanya darah pada muntahan
Jika ada darah sedikit pada muntahan anak, sebenarnya Anda tidak perlu terlalu khawatir. Namun, jika muntah darah semakin banyak atau darah pada muntahannya mulai berwarna kehitaman, langsung bawa anak ke IGD rumah sakit terdekat agar bisa diberikan penanganan secepat mungkin.
Disertai sakit perut yang hebat
Anda juga patut waspda jika anak mengalami muntah disertai dengan sakit perut yang hebat. Kondisi ini bisa menjadi gejala usus buntu, terutama jika sakit perut di sebelah kanan.
Selain itu, perhatikan juga jika anak mulai terlihat lemas dan timbul tanda penyakit kuning. Sakit kuning yang menyertai sakit perut sebelah kanan atas bisa jadi merupakan tanda-tanda hepatitis.
Muntah terjadi secara terus-menerus
Apabila anak terus memuntahkan makanan atau minuman apa pun yang ditelannya meski sudah diberikan cairan berupa air minum atau oralit sebagai pertolongan pertama anak muntah, tubuhnya akan kehilangan banyak cairan dan nutrisi yang dibutuhkan. Pada kondisi ini, anak bisa mengalami dehidrasi dan membutuhkan pertolongan medis untuk mencegah kondisi yang lebih serius.
Anak yang mengalami dehidrasi bisa ditandai dengan berkurangnya buang air kecil, bibir dan mulut kering, lesu, urine berwarna kuning pekat, mata cekung, kedinginan, dan terlihat mengantuk.
Secara umum, muntah pada anak tidaklah berbahaya. Namun, segera periksakan ke dokter jika anak terus-menerus muntah lebih dari 24 jam atau mengalami tanda bahaya yang telah disebutkan di atas. Dengan begitu, penanganan dapat segera diberikan untuk mencegah komplikasi yang bisa saja terjadi.
Source: alodokter
Mengajarkan cara menggambar pada anak usia 1-3 tahun bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu. Apalagi di periode ini anak-anak cenderung ingin lebih aktif dan sulit diatur. Meskipun demikian, ada b...
Melihat si kecil bersiap-siap naik ke meja, Bunda spontan berteriak, “Jangan naik.” Eh, tapi si kecil tak memedulikan Bunda. Dengan tenang ia tetap memanjat meja dan selamat. Bunda y...
Rambut rontok akibat bertambahnya usia, mungkin sudah menjadi hal yang umum dialami. Namun melihat rambut rontok pada anak, bisa sangat mengejutkan. Rambut rontok tidak jarang terjadi pada anak-a...
Hal ini membuat orangtua tak segan-segan selalu membantu si Kecil. Atau, selalu menyelamatkan anak dari situasi tidak menyenangkan. Semua untuk anak, asal mereka bahagia. Pada dasarnya, apakah ini ...