Deteksi Obesitas Pada Balita

Kamis, 21 Juli 2016 | 10:08 WIB Penulis : Erni Wulandari


Orangtua mana yang tidak senang melihat balita-nya lahap saat makan. Namun, kegemaran anak yang satu ini jika tidak diatur dapat membawanya pada risiko berat badan berlebih atau obesitas. Nah, untuk menjaga kesehatannya, Bunda perlu tahu bagaimana cara mendeteksi apakah balita obesitas atau tidak.

Perhatikan beberapa poin di bawah ini:

1. Berat badan ideal
Pertama, pastikan apakah anak Anda memiliki berat badan berlebih atau tidak. Caranya, intip berat badan di Kartu Menuju Sehat (KMS) anak Anda, apabila di atas garis hijau, maka kemungkinan anak Anda memiliki berat badan berlebih.

2. Lingkaran hitam di leher dan ruas jari
Biasanya anak yang memiliki berat badan berlebih memiliki guratan hitam di sekitar lehernya yang disebut Acanthosis Nigrican. Guratan hitam terjadi karena penumpukan berlebihan sel-sel kulit akibat menebalnya lapisan tanduk dan penebalan ini lazim ditemui pada anak dan remaja yang mengalami kegemukan dan obesitas. Penebalan ini juga bisa terjadi pada lipatan tubuh lain yaitu ketiak atau ruas jari.

3. Gejala diabetes
Anak dengan berat badan berlebih memiliki risiko mengidap diabetes. Tanda-tanda seperti banyak makan, banyak minum, dan banyak buang air kecil bisa jadi merupakan gejala awal diabetes karena obesitas. Obesitas juga berisiko pada gangguan kelenjar pankreas yang memproduksi insulin.

4. Bentuk tubuh
Anak yang memiliki berat badan berlebih biasanya memiliki dada yang membusung dan payudara besar (termasuk anak laki-laki), tungkainya membentuk huruf 'X', dan ukuran alat kelaminnya lebih kecil karena tertutup lemak.

Terdapat tiga bentuk tubuh yang dapat Anda kenali jika anak terkena obesitas:
- Apple shape body: Tubuh anak berbentuk bulat seperti apel. Ini terjadi akibat lemak lebih banyak di bagian atas tubuh, seperti dada dan pinggang. Bentuk tubuh ini lebih rentan terhadap penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi dan diabetes melitus.

- Pear shape body: Tubuh anak berbentuk seperti buah pir. Ini terjadi jika lemak lebih banyak menumpuk di bagian bawah tubuh seperti pinggul dan paha.

- Intermediate: Bentuk yang terjadi adalah bentuk pertengahan di antara keduanya.

5. Pola tidur
Selain tanda-tanda di atas, Anda juga bisa melihat jika anak cenderung sulit tidur pada malam hari, maka itu bisa menjadi faktor risiko obesitas. Sulit tidur dan menyebabkan anak kurang tidur akan memengaruhi dua hormon, yaitu leptin menjadi rendah sedangkan ghrelin meninggi. Perubahan kadar hormon inilah yang akan membuat anak Anda makan lebih banyak.

Perhatikan beberapa poin di bawah ini:

1. Berat badan ideal
Pertama, pastikan apakah anak Bunda memiliki berat badan berlebih atau tidak. Caranya, intip berat badan di Kartu Menuju Sehat (KMS) si kecil, apabila di atas garis hijau, maka kemungkinan si kecil memiliki berat badan berlebih.

2. Lingkaran hitam di leher dan ruas jari
Biasanya anak yang memiliki berat badan berlebih memiliki guratan hitam di sekitar lehernya yang disebut Acanthosis Nigrican. Guratan hitam terjadi karena penumpukan berlebihan sel-sel kulit akibat menebalnya lapisan tanduk dan penebalan ini lazim ditemui pada anak dan remaja yang mengalami kegemukan dan obesitas. Penebalan ini juga bisa terjadi pada lipatan tubuh lain yaitu ketiak atau ruas jari.

3. Gejala diabetes
Anak dengan berat badan berlebih memiliki risiko mengidap diabetes. Tanda-tanda seperti banyak makan, banyak minum, dan banyak buang air kecil bisa jadi merupakan gejala awal diabetes karena obesitas. Obesitas juga berisiko pada gangguan kelenjar pankreas yang memproduksi insulin.

4. Bentuk tubuh
Anak yang memiliki berat badan berlebih biasanya memiliki dada yang membusung dan payudara besar (termasuk anak laki-laki), tungkainya membentuk huruf 'X', dan ukuran alat kelaminnya lebih kecil karena tertutup lemak.

Terdapat tiga bentuk tubuh yang dapat kenali jika anak terkena obesitas:
- Apple shape body: Tubuh anak berbentuk bulat seperti apel. Ini terjadi akibat lemak lebih banyak di bagian atas tubuh, seperti dada dan pinggang. Bentuk tubuh ini lebih rentan terhadap penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi dan diabetes melitus.

- Pear shape body: Tubuh anak berbentuk seperti buah pir. Ini terjadi jika lemak lebih banyak menumpuk di bagian bawah tubuh seperti pinggul dan paha.

- Intermediate: Bentuk yang terjadi adalah bentuk pertengahan di antara keduanya.

5. Pola tidur
Selain tanda-tanda di atas, Bunda juga bisa melihat jika anak cenderung sulit tidur pada malam hari, maka itu bisa menjadi faktor risiko obesitas. Sulit tidur dan menyebabkan anak kurang tidur akan memengaruhi dua hormon, yaitu leptin menjadi rendah sedangkan ghrelin meninggi. Perubahan kadar hormon inilah yang akan membuat anak Bunda makan lebih banyak.

 

 

Sumber : Ayah Bunda

Artikel Lainnya

Pertolongan Pertama pada Anak Mimisan Dari penjelasan Fitri di idai.or.id, dijelaskan pula bahwa mimisan jarang menyebabkan hal yang serius. “Mimisan terjadi pada 60% masyarakat, hanya 6...

Tidak hanya di sekolah, kegiatan montessori juga bisa dilakukan di rumah, lho. Berikut ide aktivitas atau permainan berbasis prinsip Montessori yang Ayah Bunda bisa praktikkan bersama anak:   ...

Mengikuti arahan pemerintah, kini anak-anak diminta belajar di rumah selama 2 minggu. Sebagian besar orangtua juga dianjurkan untuk bekerja di rumah sehingga bisa menemani anak belajar di rumah. ...

Tidak seperti saat masih bayi, anak yang sudah memasuki usia 1 tahun sudah tidak banyak tidur lagi. Ia akan lebih banyak bangun untuk belajar dan beraktivitas. Meski begitu, anak usia balita juga masi...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................