Pemberian vaksin adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Salah satu vaksinasi yang sangat penting untuk anak adalah vaksin campak. Vaksin campak adalah vak...
Senin, 28 Agustus 2017 | 11:09 WIB Penulis : Erni Wulandari
Si kecil sering mengeluh matanya terasa panas dan gatal. Belum lagi, Bunda juga kerap melihatnya mengusap matanya karena berair, padahal ia tidak sedang menangis.
Bunda perlu curiga, jangan-jangan ini disebabkan kebiasaan si kecil yang terlalu lama menatap layar tablet, entah itu bermain game atau menonton acara favoritnya di YouTube.
Ya, anak-anak mana, sih, yang tak tertarik dengan gadget saat ini? Tak cuma terpesona dengan aneka permainan seru yang bisa diunduh sesukanya, tapi juga bentuknya yang handy dan pas dengan ukuran tangan si kecil.
Sudah bisa dipastikan, mereka bakal betah berlama-lama memainkannya. Sesekali Bunda juga pasti pernah menggunakan gadget untuk membujuk si kecil agar tenang. Tak heran jika perilaku ber-gadget ria ini lama kelamaan menjadi kebiasaan. Entah berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk menatap layar gadget.
Nah, kebiasaan menatap layar gadget (atau televisi), ternyata punya andil dalam beberapa masalah kesehatan mata anak.
Menurut penelitian, akibat perkembangan teknologi, diperkirakan anak-anak yang memakai kacamata akan mengalami kenaikan 20% setiap tahun.
Mata anak-anak yang masih berkembang sampai sekitar usia 15-16 tahun, bila terus-menerus dipakai (berkontraksi) tanpa mengenal lelah atau beristirahat (seperti menonton televisi atau ’memelototi’ gadget), menurut Dr Florence M. Manurung, SpM, spesialis mata anak yang sekaligus Ketua Children Eye Care Jakarta Eye Center Kedoya, dapat memberi pengaruh sebagai berikut:
- Otot-otot mata menjadi cepat lelah, dan membuat penglihatan menjadi buram.
- Bola mata menjadi lebih lentur/memanjang yang menyebabkan si kecil rentan menderita rabun jauh (miopia).
- Frekuensi berkedip akan berkurang, sehingga mereka akan sering mengeluh matanya perih/nyeri, atau mengalami mata kering.
Tak sampai di sini, Bun. Kondisi di atas ternyata masih akan memberi dampak jangka panjang pada si kecil.
Misalnya, karena mata lelah dan penglihatan menjadi buram, si kecil akan sering mengeluh pusing saat harus melihat jauh. Pada akhirnya, ia akan kesulitan berkonsentrasi, sehingga prestasi belajarnya menurun atau bahkan malas sekolah.
Satu hal yang tak kalah penting adalah, sinar biru yang dipancarkan oleh layar elektronik (gadget dan televisi) akan memengaruhi retina pada jangka panjang. Padahal, retina anak-anak masih sangat sensitif terhadap sinar biru. Bila dibiarkan, kerusakan retina ini akan memengaruhi penglihatan sentral dan ketajaman mata pun jadi berkurang lebih cepat.
Sumber : parenting
Pemberian vaksin adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Salah satu vaksinasi yang sangat penting untuk anak adalah vaksin campak. Vaksin campak adalah vak...
Meski usianya terbilang masih belia, ada beberapa anak yang sudah memiliki mata minus (rabun jauh) dan mata plus (rabun dekat). Apa sebenarnya yang menyebabkan kondisi ini ? Menurut dr Gitalisa And...
Cara Mengatasi Demam Tinggi pada Anak Demam tinggi meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi. Maka dari itu, hal penting yang harus dilakukan saat mengatasi demam tinggi adalah m...
Mengelola waktu dengan balita bisa jadi sangat sulit. Hal ini bisa dirasakan ketika anak mulai masuk sekolah. Pagi hari bisa menjadi momen paling ribet yang bisa Ibu rasakan. Membangunkan anak dari ti...