Hati-hati Beli Mainan Murah untuk Anak

Jumat, 09 Desember 2016 | 11:08 WIB Penulis : Erni Wulandari


Meski hanya mainan anak, banyak sekali bahaya yang bisa ditimbulkan, mulai dari bahaya kesehatan hingga keselamatan anak, jika Bunda tak jeli dalam memilihkan mainan untuk anak. Apalagi, karena semata-mata harga mainan tersebut murah. Mungkin Bunda berpikir, hanya mainan. Padahal, menurut catatan Asosiasi Importir dan Distributor Mainan Indonesia (AIMI), masih marak peredaran mainan anak beracun dan berbahaya di Indonesia.

Hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia pada 2011 terhadap mainan-mainan yang beredar di pasar tradisional menemukan kandungan logam yang bervariasi, mulai dari plumbum, hidrargirum, chromium, hingga cadmium, yang sangat berbahaya bagi kesehatan anak.  Pemerintah Indonesia memang sudah memberlakukan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mainan mulai April 2014. Menurut SNI, mainan termasuk aman jika tidak mengandung bahan beracun berbahaya dan tidak tajam. Selain itu, kalau mainan terdiri dari banyak bagian, maka harus disertai dengan petunjuk yang jelas.

Meski demikian, Bundalah yang harus jeli dalam memilih mainan yang aman untuk anak. Cermati setiap informasi yang tertera pada kemasan mainan sebelum memutuskan untuk membelinya, antara lain:


1. Peringatan tertulis mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mainan tersebut, seperti bahaya tertelan untuk bagian yang terkecil.
2. Informasi mengenai usia anak yang cocok (batas minimum dan maksimum usia) memainkan mainan tersebut.
3. Ada juga pencantuman simbol-simbol standardisasi internasional, seperti EN71, CE, ASTM dan sebagainya.
4. Tertulis produsen mainan tersebut, lengkap dengan informasi alamat dan nomor telepon layanan pelanggan.

 

Artikel Lainnya

Ngompol secara tiba-tiba adalah kondisi yang sering kali dianggap sebagai tanda diabetes pada anak. Benarkah demikian? Simak faktanya dalam penjelasan di bawah ini.   Apakah Anak Ngompol Tand...

Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang tidak normal terhadap berbagai hal. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini tidak berbahaya dan gejalanya bisa hilang dengan sendirinya. Namun, alergi ya...

Ternyata rambut si kecil yang kusut tidak hanya menyebabkan rasa sakit pada kepala si kecil saat disisir tetapi juga membuat waktu yang terbuang cukup banyak. Bayangkan saja ketika pagi hari si kecil ...

Tantrum, bisa mulai terjadi saat anak memasuki usia 15 bulan, namun paling sering terjadi antara usia dua dan empat tahun. Meski frekuensi tantrum berbeda pada setiap anak, tapi pada anak yang aktif d...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................