Apa Itu Onychopagia? Dan Apa Penyebabnya?

Rabu, 16 Oktober 2019 | 14:54 WIB Penulis : Erni Wulandari


Saat anak tumbuh gigi, ia cenderung senang mengisap jempolnya. Hal ini terjadi secara alamiah untuk menenangkan rasa tak nyaman akibat gigi yang mau tumbuh. Lepas dari periode mengisap jempol, ternyata masih ada satu lagi kebiasaan serupa yang banyak diidap anak-anak, yaitu mengigit kuku.

Kebiasaan menggigit kuku yang dikenal dengan istilah onychopagia. Biasanya orangtua memarahi anak karena memelihara kebiasaan ini. Padahal, munculnya kebiasaan menggigit kuku bukan semata-mata karena anak iseng, melainkan erat kaitannya dengan psikologis anak.

Mengenal Onychopagia
 

Onychophagia pada anak berkaitan dengan gangguan perilaku dan kecemasan. Biasanya onychopagia beriringan dengan kebiasaan menarik rambut dan menggaruk atau mencakar kulit sendiri berulangkali. 

Onychophagia pada anak berkaitan dengan gangguan perilaku dan kecemasan. Biasanya onychopagia beriringan dengan kebiasaan menarik rambut dan menggaruk atau mencakar kulit sendiri berulangkali. 

Onychopagia pada anak munculnya ditandai dengan gejala, seperti:

  • Diliputi ketegangan atau kegelisahan sebelum menggigit kuku.
  • Timbul perasaan lega bahkan gembira saat sedang menggigit kuku.
  • Merasa tidak percaya diri akibat area jari tangan yang rusak karena digigiti.
  • Mengalami kerusakan jaringan di kuku, kulit sekitar kuku, dan kutikula.
  • Mengalami luka di mulut, masalah gigi, abses dan infeksi di sekitar mulut.

Penyebab onychopagia pada anak sebenarnya belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kebiasaan ini akan terjadi bila ada keluarga dekat yang memiliki perilaku serupa. Namun, hal ini masih menjadi pertentangan.

Penelitian lain menemukan fakta kebiasaan menggigit kuku semata-mata dilakukan anak untuk menghilangkan stres, ketegangan, kesepian, kelaparan, dan bahkan bertujuan mengalihkan diri dari kebosanan. 

Kebiasaan menggigit kuku pada anak juga disebut-sebut sebagai pengembangan dari kebiasaan yang dilakukan sebelumnya, seperti mengisap jari tangan atau ibu jarinya. Selain itu, kebiasaan menggigit kuku juga dikaitkan denganAttention Deficit/ Hyperactivity Disorder (ADHD) dan masalah kesehatan mental lainnya. 

 

Source: PopMama

Artikel Lainnya

Seorang ibu sudah banyak diakui sebagai sosok yang tangguh dan kuat. Bukti pertama adalah perjuangan antara hidup dan mati ketika melahirkan buah hati. Meski lebih menonjolkan sisi perasaan dan mudah ...

Pendidikan tentang seks tak hanya diperlukan setelah anak memasuki usia akil balik (masa praremaja, lho. Clara Kriswanto, psikolog Jagadnita Consulting, dalam bukunya Seks, Es Krim dan Kopi Susu, meng...

Bagi kebanyakan orangtua, memberikan camilan kepada anak sering dianggap solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi atau sekadar mengisi waktu makan mereka. Namun, perlu diketahui bahwa tidak ...

Rasa-rasanya, hampir tak ada anak-anak yang tak suka makanan manis. Apalagi, orangtua juga suka menghadiahi anak dengan makanan manis karena telah berperilaku baik. Namun, memberikan makanan manis pad...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................